Rabu, 08 Agustus 2012

Kebakaran


Bermain air basah, bermain api hangus.

Kecamatan Tambora di Wilayah Jakarta Barat memang bernasib kurang baik, karena di wilayahnya berturut-turut terjadi kebakaran cukup besar seperti yang terjadi kemarin di daerah Pekojan.  Kebakaran juga terjadi  Perkampungan Karet, Jakarta Pusat.  Akibat kebakaran itu adalah para korban sangat menderita. Mereka stress dan sangat tertekan, terutama anak-anak dalam daerah pengungsian. Pak Camat Adji dan seluruh jajaran kelurahan berusaha keras membantu warga korban yang  berkekurangan.  Mereka menyiapkan tenda-tenda, sumbangan indomie dan pakaian.  Namun tidaklah bisa mencukupi kebutuhan korban kebakaran.
Sejak akhir minggu, saya dan tim dari kantor memberikan bantuan indomie dan aqua,  yang disalurkan ke Karet dan Tambora. Kemarin sore para relawan dari Lions Club Jakarta Tomang Sejati, Distrik 307 B-1,  dalam rapat BOD di Waraku Gohan Mal Taman Anggrek sepakat mengumpulkan dana untuk bantuan korban kebakaran di Tambora. Saya menyempatkan diri untuk telepon Pak Camat Adji mengenai rencana ini.  Beliau senang sekali dan nanti hari Jumat akan diserahkan bantuan berupa alat-alat sekolah : tas, buku tulis, buku gambar, pinsil, fulpen dan perlatan sekolah lainnya kepada Pak Camat.Buat sahabat dan handai taulan yang berkeinginan membantu bisa langsung mengirim bantuannya ke Kantor Camat Tambora.
Kebakaran memang mengakibatkan kerugian materi, penderitaan batin, dan trauma berkepanjangan. Sungguh sangat disayangkan karena kecerobohan, kelalaian, korsleting listrik mengakibatkan dampak kerugian yang sangat besar. Termasuk korban jiwa.  Semuanya terjadi tanpa bisa dicegah.
Dua tahun lalu di lokasi berjarak lebih kurang 500 meter dari rumahku di Jalan Hadiah Jelambar, terjadi kebakaran dan seluruh penghuni rumah terbakar hangus 9 (sembilan) orang, yang  terdiri dari dua keluarga kakak- adik.  Sang kakak mau pindah rumah, lalu sang adik sekelurga dari Palembang mau berlibur sekaligus mau membantu sang kakak pindah rumah keesokan harinya.  Namun naas nian.  Subuh jam 4 pagi terjadi kebakaran akibat meledaknya gas elpiji kompor.  Kebakaran tidak bisa dihindari dan sembilan orang tewas tanpa dapat kesempatan dari orang yang berniat menolong.
Sebulan yang lalu, ibu sahabat karibku harus meninggal karena terbakar, saat memasak di dapur.  Sang pembantu membawa jerigen bensin lewat dapur dan kepleset jatuh.  Bensin terlempar ke arah kompor dan meledak.  Sang ibu tidak sempat menghindar dan meninggal dunia.
Kebakaran, antara nasib dan kecerobohan, antara ketidaksengajaan dan ketaksiapan  alat pemadam kebakaran. Peralatan listrik yang jelek, kelalaian pada pemakaian kompor gas, dan puntung rokok yang dibuang sembarangan bisa memicu kebakaran. Ada baiknya setiap rumah dipersiapkan dengan alat pemadam CO2, seperti Yamato sehingga pertolongan pertama bisa dijalankan.
Seperti halnya kebakaran fisik, demikian juga adanya kebakaran rohani.  Kebakaran jiwa dan kebakaran mental spiritual.  Jiwa bisa terbakar dari api kemarahan dan api kebencian.  Api kebencian yang bisa merusak jiwa dan raga sampai kematian.  Kebakaran rohani bisa ditimbulkan akibat salah pengertian tentang kerohanian seperti bentrok antara agama atau bentrok antar umat satu kepercayaan.  Kebakaran mental spritual bisa ditimbulkan akibat api emosional, adu domba, ajaran sesat dan pengaruh roh jahat.  Kebakaran rohani, paling sulit diatasi karena melibatkan banyak orang dan bisa terjadi berkepanjangan.  Bahkan bisa turun-temurun dan merambat sampai keturunan.
Kita perlu persiapan untuk mencegah kebakaran rohani.  Ada istilah hati boleh panas, tapi kepala harus dingin.  Siraman rohani yang sejuk, nasehat dan petuah dari para rohaniwan dan Gereja amat berharga. Memang mental spiritual pun perlu diperkuat agar jangan mudah terhasut.  Apalagi dimasuki paham sesat.  Hal ini tentu saja perlu pendekataan yang berhati-hati atau bisa meluas dan musnah terbakar habis.
Semoga Tuhan bisa memberikan Kasih Karunia-Nya yang bisa memadamkan kebakaran jiwa, rohani dan mental spiritual kita. Kita pun akan mendapatkan  damai sejahtera-Nya. Tuhan memberkati.

Salam dan doa
Adharta

Hotel


Salam damai dan sejahtera menyambut fajar,
Tahun 2009 pada acara soft opening Hotel IMA di Kupang, acara dibuka dengan misa kudus dipimpin oleh Romo Marcel, SVD. Kami sekeluarga semua kumpul di Kupang, apalagi ayah saya masih hidup jadi bisa beranjangsana.  Seluruh keluarga di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (saya lahir di Pulau  Alor sebuah pulau kecil di utara Pulau Timor)
Dalam khotbahnya Romo Marcel mengatakan bahwa setiap orang yang membangun HOTEL adalah orang yang berjiwa sosial.  Pak Freddy,  Pemilik Hotel IMA adalah adik lelaki saya paling kecil. Mengapa? Karena mendasari pemikiran seperti dialami oleh Yusuf dan Maria.  Saat tiba di Betlehem mereka keleleran karena tidak ada hotel.  Jadi, mereka yang membangun hotel ingin agar orang yang dalam perjalanan bisa menikmati istirahat yang baik, tinggal dengan tenang seperti rumah sendiri.
Saya pikir ada benarnya, karena secara pribadi saya berulang kali mengalami tidak dapat hotel menginap.  Kadang harus mengemis tidur di rumah orang atau share dengan siapa saja.  Demikian pula saya pernah mengalami kejadian tahun 1998.  Saya mendarat di Jakarta dari Singapura tanggal 14 Mei 1998 jam 1 siang.  Saya tidak bisa keluar dari Airport Soekarno-Hatta, tapi untung ada teman melalui ajudan Gubernur DKI akhirnya saya dapat Gouvernor Suites di Hotel Quality di airport.  Untung sekali saya dapat kamar yang sangat luas.  Saya sendiri tidur, tetapi ketika saya keluar hotel  ribuan  orang tidur di pelataran tanpa alas.  Sungguh sedih sekali.  Ironisnya saya tidur di kamar begitu luas,  tapi di luar manusia seperti ikan bandeng di jemur.  Di sana tidak ada kamar hotel lagi dan tidak ada kendaraan bisa keluar dari airport karena hubungan dengan Jakarta terputus. Juga  tidak ada orang jual makanan sama sekali.  Mereka tahan lapar.  Ada aksi sosial dari catering pesawat hanya mengirim nasi putih dan telor rebus.  Itu pun sudah bersyukur buat mereka yang sudah seperti pengungsi di airport. Hampir semua penerbangan stop lantaran arus penumpang berhenti total.  Disini saya merasa betapa pentingnya nilai sebuah kamar hotel.
Seorang sahabat saya mengibaratkan hotel dengan Surga.  Kalau kita tidak reservasi, maka kita mati bisa tidak tahu tempatnya ke mana atau dimana kita akan menetap. Saya bilang di rumah bapa-Ku banyak tempat, itu kata Yesus.
Hotel, sebuah tempat persinggahan di mana kita pergi.   Tentu kita perlu siap siap untuk cari hotel. Sekarang ada internet mudah sekali masuk agoda.com  atau  booking.com  atau  rajakamar.com dengan mudah kita bisa reservasi.
Dalam kehidupan rohani, hati kita ibarat hotel.  Hati kita bisa menjadi tempat penginapan untuk menolong hati-hati yang tidak ada tempat di mana cinta diletakkan.  Hati kita juga terbuka untuk menolong kebutuhan istirahat bagi jiwa-jiwa  yang penuh sesak tidak bisa istirahat.  Saya sungguh bersyukur bisa melihat para pastor, suster dan biarawan-biarawati.  Mereka ibarat hotel ribuan kamar.  Di mana setiap masalah insan bisa menginap tanpa bayar tetapi dilayani dengan penuh hati.  Siapa saja yang perlu tanpa pandang bulu kaya atau miskin, pria atau wanita.
Oleh karena hotel yang dibangun Tuhan ini kadang-kadang dihancurkan oleh egoisme, keserakahan, dan posesif sehingga jiwa-jiwa yang ingin menginap tidak dapat kamar karena telah diborong oleh seseorang.
Demikian juga mari kita membangun hati kita seperti membuka hotel.  Bisa menolong orang-orang yang kita cintai : istri, suami, orang tua, anak, dan cucu. Semua bisa menginap dengan nyaman tanpa rasa was-was, curiga dan takut serta semua penuh kenyamanan.
Mari membangun HOTEL Hati buat cinta sesama.

Damai Tuhan bersamamu
Adharta

Selasa, 07 Agustus 2012

Piala

Sungguh suka cita besar menyambut sinar matahati pagi yang indah.

Semalam kami ikut Misa peringatan 25 tahun perkawinan (Wedding Anniversary) Pak Harry Sandjaja dan Ibu Mimie di Gereja Stasi Santo Polikarpus.  Rame banget ya! Saat akan pulang,  di lift saya  ketemu beberapa teman dari FMKI dan PMKRI.  Rasanya seperti reuni.  Lalu kita bercerita mengenang sahabat karib saya Alan Jefrey Dompas (AJD), yang meninggal beberapa bulan lalu dalam usia muda sekali.  Lalu, saya ada ide untuk membuat sebuah piala untuk penghargaan buat AJD karena beliau berjuang tanpa lelah, baik di FMKI maupun di Gereja, KAJ dan organisasi Katolik. lainnya.
Piala tersebut akan tertulis nama sahabat-sahabat, termasuk para pastor, para suster. Nantinya piala itu akan dipersembahkan buat Ira, istrinya AJD pada saat peringatan 1 tahun AJD nanti.
Pak Harry juga teman dekat beliau, juga Romo Yance MSC, Romo Andang SJ, Romo Boli SVD.  Semoga kenangan ini akan mengingatkan jasa-jasa beliau bagi Gereja, sahabat, bangsa dan negara kita.
Piala biasa diberikan buat the champion, seseorang yang menjuarai suatu turnamen atau pertandingan.  Di rumah dan di kantorku banyak sekali piala dari tournament golf sebagai hiasan meja.  Piala-piala itu juga jadi kenang-kenangan apalagi mengingat masa muda kita yang penuh petualangan.
Sebenarnya apa makna piala dalam kehidupan rohani? Saya menemukan lebih dari 100 kata piala yang disebut dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Bisa ambil Mazmur 116-13, di mana piala melambangkan Sumber Keselamatan (piala Keselamatan). Piala juga melambangkan Sumber Suka Cita (di beberapa perikop di temukan Piala penderitaan)
Dalam kehidupan keluarga kita perlu berjuang untuk mendapat piala kebahagiaan, seperti Pak Harry Sandjaja mendapatkan Piala 25 tahun.  Bagaimana kita mempertahankan bahtera perkawinan, sampai kita memenangkan pertandingan melawan kegagalan perkawinan?
Demikian pula pastor-pastor, suster-suster dan biarawan-biarawati yang patut mendapat piala Sumber Keselamatan, yang menjaga imamat mereka dan telah berjuang menyelamatkan jiwa-jiwa yang tersesat seperti kita-kita.
Piala juga sebagai lambang penghargaan sehingga penerima piala  bisa memamerkan kepada anak cucu bahwa dia pernah mendapat hadiah kejuaraan.
Piala tidak terlepas dari kehidupan rohani.  Tentu banyak sekali maknanya dan juga simbol-simbol yang berguna bagi kehidupan kita. Dan masih banyak kegunaan arti piala bagi kehidupan kita.
Aku mengangkat Piala Keselamatan dan mohon Tuhan menolongku.

Damai sejahtera dan berkat Tuhan menyertai sahabat semua
Adharta

Senin, 06 Agustus 2012

Fortune Teller

Semoga semua sahabat dalam keadaan sehat walafiat, selamat menikmati saur buat yang puasa.

Damai sertamu selalu,
Siang hari, saya dan istri mengunjungi Lions Salvation Shop (Salvos) di Roxy Square lantai UG Blok A5 No 19-20.  Suatu kegiatan sosial dengan menjual baju, pakaian, mainan anak-anak, alat-alat dapur, dan elektronik dengan program harga serba seribu rupiah selama 14 hari.  Di sana kita melihat wajah-wajah senang karena bawa uang 10.000 bisa belanja di mal.   Buat mereka yang kurang beruntung masih bisa menghadapi lebaran dengan pakaian yang lumayan bagus.
Salvos sudah berjalan dua tahun lebih dan sangat membutuhkan uluran tangan sahabat-sahabat buat menolong sesama.  Sebelum menuju ke Salvos, saya dan istri mampir di Superindo.  Istri saya belanja dan saya menghabiskan waktu dengan seorang tukang ramal (fortune teller) namanya Koh Irawan. Kami bercerita sambil melihat jari tangan, telapak sampai wajah.  30 menit berlalu, bayarnya 100.000 rupiah saja. Saya  Menghabiskan waktu, hilangkan ngantuk dan enjoy untuk hal-hal yang positif.
Sebenarnya saya jadi belajar banyak di mana saja setiap fortune teller atau tukang ramal.  Hampir semua mengenal Ilmu Manajemen yang baik sekali.  Selain manajer yang baik juga harus tampil personality yang baik,. Mereka tersenyun dan berwibawa.  Jiwa  sosialnya pun tinggi karena tidak pasang tarif dan rata-rata sukarela.
Saya senang sekali berdialog dengan Koh Irawan, karena semua cerita memang baik, seperti : pesan moral, nilai spiritual dan etika sangat baik. Ada beberapa catatan yang baik untuk kita sikapi sbb :

1.   Menjadi orang baik, itu baik sekali tapi kalau menjadi orang "terlalu baik" itu jadinya tidak baik, karena sebenarnya sifat ego akan berbicara.
2.     Ilmu memang baik untuk kita pelajari, terutama ilmu manajemen (belajar di IMPM), tapi akan hilang maknanya kalau ilmu itu tidak kita ajarkan kepada orang yang kita cintai atau sayangi.
3.   Bekerja sosial di ladang Tuhan itu baik, tetapi akan lebih baik kalau bisa menggerakkan orang berbuat sosial (sama dong sama misi Lions Club).

Kenangan saya melayang ke sahabat saya Dr. Sismadi Partodimulyo (alm).  Beliau mengatakan bahwa nama beliau diberikan 70 tahun lalu oleh orang tuanya.  Sudah diramalkan karena namanya adalah singkatan dari :
SIStim MAnajemen DInamis, PARTisipasi, Objektif dan DIdik di prasetya MULYA.  Yang kenal beliau tentu tahu karakter dan sikapnya yang sangat baik.
Fortune teller, hidup berdampingan dengan kita.  Mereka berusaha membaca, meramal dan menterjemahkan arti mimpi. Kata Mario Teguh bahwa mimpi itu bukan tidak bisa dijangkau, tapi usaha kita yang kurang untuk menjangkaunya.
Saya rasa ada sedikit persamaan antara ramalan, prediksi dan survey. Apa lagi dalam peletakan investasi.  Faktor luck masih sangat dominan.  Nah, kalau faktor X di luar Llmu Manajemen masih berpengaruh bagaimana dengan ramalan.
Kalau dari sisi keagamaan tentu berpendapat lain.  Ada yang bilang mistis.  Ada yang bilang tahyul dan macam-macam tapi pandangan Gereja atau beberapa tokoh agama lain. Mereka mengatakan secara tegas bahwa memang hal-hal tertentu bisa diramal, lihat Nabi Yusuf, Daniel dan Yesaya.  Bahkan kedatangan Kristus sudah diramalkan jauh sebelumnya.
Buat kita, tidaklah menjadi masalah bagaimana nasib bisa diramal atau tidak. Karena dengan berbuat baik, dengan rahmat Allah melalui pertolongan-Nya dan kasih karunia-Nya, kita sebenarnya bisa membaca nasib kita.

Tuhan memberkati.
Salam dan doa
Adharta

Ikan

Pergilah memancing, ambillah ikan pertama, bukalah mulutnya dan ambil uangnya.

Salam suka cita,
Hari sudah menjelang malam, kami berdelapan memancing ikan.  Kami bersama Duta Besar Korea dan Konsul Jendralnya. Ada juga Wakil Ketua BKPM dan dua sahabat Jepang dari Mitshubishi Corporation. Ikan yang dipancing dapatnya lumayan lebih kurang 50kg.  Lalu, pawang ikan bilang di depan ada pulau kosong apakah mau kita mampir bakar ikan makan malam, tapi tidak ada nasi.  Kita sepakat mau bakar ikan di sebuah pulau kosong di seberang Teluk Naga.
Sebelum menuju ke pulau tersebut sang pawang menawarkan apakah ada yang mau cumi-cumi?  Orang Korea berteriak kegirangan karena justru itu yang ditunggu-tunggu.  Luar biasa sang pawang ini.  Dia tahu persis di mana letak cumi-cumi bersembunyi.   Dalam waktu kurang 10 menit kita dapat 20 ekor cumi-cumi yang  rata-rata 600-800 gram.  Orang-orang Korea dan Jepang ini tidak tunggu sampai di pulau.  Mereka melahap cumi-cumi segar itu dengan girang. Katanya nikmat luar biasa. Aku sendiri cuma membisu memandang mereka makan cumi-cumi mentah dan hidup-hidup.
Ikan, memang menjadi bagian rencana Tuhan untuk menyenangkan anak-anaknya sekaligus sebagai bagian dari program penyelamatan manusia untuk makan demi bertahan hidup. Ikan juga bisa menjadi  obat-obatan, vitamin, dan minyak ikan.  Sama halnya dengan hewan di darat dan udara dan burung.  Tetapi, kan memiliki ciri khas sendiri.  Oleh karena itu, Yesus berani mengatakan ambillah uang dari mulut ikan.  Kata-kata ini sangat sederhana dan berjuta-juta bahkan bermilyard dolar uang keluar dari mulut ikan untuk kesejahteraan manusia.
Orang Jawa kalau bilang lauk pauk itu ikan atau iwak.  Jadi kalau tanya makan apa? Itu ikannya apa? Atau iwake opo? Sedemikian generik dan kedekatan hidup dengan ikan, berjuta manusia semua bisa hidup karena ikan.
Kalau kita lihat dengan mata hati, ikan itu ibarat Firman Tuhan, sebetulnya tersebar di mana-mana dan semua hidup dan menghidupkan.
Ini kisah kapten kapal aku, namanya Benhur.  Sejak masih kadet sampai jadi kapten saya tidak suka bahkan benci makan ikan, karena sayu-sayuran telor dan daging lebih enak, seperti kebiasaan ABK, baik Kristen atau Islam.  Di atas kapal-kapal kami, mereka setiap magrib selalu kumpul.  Di atas kapal itu mereka sharing dan bercerita.  Ada yang main gitar dan berdendang penuh suka cita.  Di tengah laut hiburannya hanya suara ombak, angin dan sinar bulan bintang.
Tetapi suatu malam ada ide untuk main game.  Siapa kalah harus menghabiskan ikan 1 ekor.  Di atas kapal tidak pernah kehabisan ikan.  Benhur kalah 3 kali dan harus paksa makan ikan goreng dan bakar, mau muntah rasanya.  Tapi hari berlalu, rasa ikan memaksanya untuk mencoba dan mencoba.  Akhirnya Benhur menjadi penggemar ikan.
Pengalaman iman, memberitahu kita bahwa Tuhan tidak memberikan kita sesuatu secara instan tetapi harus berulang-ulang kadang muak, kadang kangen, kadang suka, kadang tidak suka, tetapi lama-lama semuanya jadi indah.
Kalau kita bicara soal ikan, maka kita akan bicarakan 3 hal utama kehidupan.  Pertama, komunitas.  Ikan hidup dalam suatu komunitas, bergerombol dan penuh suka cita.  Kedua, keluarga.   Ikan membentuk keluarga, jenis dan bentuk besaran, mereka berkembang biak secara besar-besaran, berlomba untuk memberi makan manusia. Walau ditangkap dan dikonsumsi besar-besaranan, ikan tidak kenal habis, tapi ada kemungkinan punah karena polusi.  Ketiga, lingkungan hidup.  Penyelamat (survive) dan saling bantu membantu.  Itu kisah sendiri dari ikan paus (beberapa hari ada yang terdampar seberat 30 ton lebih) dan penuh kasih.   Kisah ikan duyung dalam cintanya banyak ditulis.
Komunitas, Keluarga dan Cinta bisa menginspirasi kehidupan manusia yang kurang bisa melihat dengan hati sehingga kehidupan banyak didasari egocentris dan materialistis.
Terima kasih Tuhan, begitu besar Kasih-Mu pada kami dengan memberikan ikan-ikan hidup dan ikan-ikan santapan rohani.  Tuhan memberkati.

Salam dan doa
Adharta

Catatan : Kepala ikan paling enak di Sunter (Medan Baru) boleh coba !!

Sabtu, 04 Agustus 2012

Cermin


Buruk rupa cermin dibelah,

Jam sudah menunjukkan jam 16.30. Semua sibuk untuk acara anniversary perusahaan. Semua perempuan siap-siap dengan dandannya.  Tapi di salon ini kacanya cuma limaAda juga yang mau di make up tanpa cermin.  Sayang waktunya tidak cukup.  Tim penerima  tamu 10 orang tiba di Hotel Mulia.  Para tamu sudah pada hadir dan penerima tamu hiruk-pikuk.
Cermin, menjadi simbol kecantikan.  Para gadis, ibu-ibu, tante-tante yang pasti di dalam tasnya ada kaca.  Cermin akan membuatnya PD (percaya diri).  Saya cuma senyum-senyum membayangkan kalau di dunia ini tidak ada cermin (cermin batu ditemukan 6000 SM di Turki)
Tahun 80-an saya pertama kali ke Shang Hai, Cina.  Di salah satu tempat yang saya kunjungi adalah taman Le Yen (dulu pusat logistik terbesar di Cina untuk distribusi bahan makanan ke seluruh daratan Cina). Setiap ruangan untuk pertemuan selalu ada 2 meja altar.  Satu untuk tempat persembahan (sepertinya untuk sembahyang).  Satu meja lagi ada beberapa keperluan rapat, alat-alat tulis, tapi sebelah kiri ada guci dan sebelah kanan ada cermin.   Hampir setiap tempat di dalam lokasi 100ha lebih nampak identik
(Di sini Anda bisa menikmati asal mula  Xiao lung pao Nan Xiang - sekarang di mana mana ada Nan Xiang, dan Anda bisa baca kisahnya)
Saya juga menyempatkan diri mengunjungi Soong Ching Ling Memorial Residence (madame generalissimo Chiang Kai Shek).  Ia lahir 5 Maret 1898 dan meninggal 23 Oktober 2003 (di usia 105 tahun). Luar biasa kehidupan beliau sebagai politikus unggul, painter, dan negosiator yang belum ada lawannya dengan prinsipnya battle without gun.
Di saat memasuki ruang penghormatan, hal yang sama saya lihat selalu ada guci dan cermin!!! Hal ini membuat saya sungguh penasaran.
Dengan usaha cukup lama, akhirnya bertemu dengan ahli yang bisa menjelaskan, mengapa hampir seluruh gedung (jaman dulu) selalu ada altar yang ditaruh guci cermin (ping-cing)
Guci :simbol kedamaian. Cermin : simbol cinta murni (Kalau ada yang bisa terjemahkan Ping An Cing Ay). Luar biasa makna Guci dan Cermin, yang sehari-hari hanya kita lihat sebagai benda biasa, mungkin lebih dekat pada wanita, lalu saya mendapat penjelasan lanjut:
Guci, seperti perut gendut (simbol Budha ketawa) artinya dapat menampung masalah orang lain, dan dengan senyuman (indahnya Guci dilambangkan sebagai senyum). Jika kita bisa memahami orang lain artinya Damai Sukacita besar akan kita terima, tapi kalau kita tidak bisa mengerti orang lain cilakalah dunia.
Cermin, untuk melihat diri kita sendiri sebagai tanda cinta.  Kalau kita bisa mengerti diri kita (kaya lagu Nico : Siapakah aku ini Tuhan) maka kita akan mengerti arti cinta. Cermin menjadi simbol Cinta, karena tahu segala kelemahan kita dan salah kita. Dengan menyadari segala kesalahan kita itu adalah sumber dan puncak dari Cinta (bisa baca : Love is Understanding).
Saya juga bisa mengartikan Gereja sebagai Cermin kehidupan.  Semakin sering kita  ke gereja, semakin sering kita melihat dan mengenal diri kita yang kita lihat dalam cermin Gereja.
Suatu tradisi yang sungguh luar biasa dari bangsa Cina.  Sang pakar tadi bilang dengan melalui Cinta dan Damai, negara Cina akan menjadi negara kuat, bangsa yang besar.  Benar! Kini semua makhluk di muka bumi harus mengakui Cina (lihat Olimpiade, dahulu bangsa Asia hanya bisa senyum melihat kejayaan Eropa dan Amerika, sekarang mereka tertegun melihat Cina)
Kiranya kisah Guci dan Cermin bisa kita bawa dalam kehidupan rumah tangga, keluarga dan persahabatan kita.  Mari mengerti orang lain, mau mengerti diri sendiri.

Tuhan memberkati kita semua.
Damai dan Cinta sertamu.
Adharta

Jumat, 03 Agustus 2012

G P S

Kalau malu bertanya, sesat di jalan.

Selamat pagi yang indah,
Sekarang kalau di dalam mobil tidak ada GPS (Global Positioning System) serasa ada yang tertinggal. Walaupun sebenarnya kalau dalam kota saja kita bisa menguasai arah.  Para sopir mobil (driver) pun tidak ketinggalan minta dibelikan GPS.
Suatu saat di Brisbane Australia, aku diundang makan oleh adik besan saya di daerah Runcorn.  Aku setir  sendiri bersama Pak Santo dan Ibu, Pak Eri dan Ibu serta istriku.  Sehabis schooling di Gold Coast,  sebenarnya saya buta jalan-jalan di Brisbane, tapi dengan adanya GPS mudah sekali menjangkau lokasi.  Saat pulang,  dua jam lebih baru sampai hotel masalahnya karena ada perbaikan jalan.  Jalannya ditutup sedangkan kita gaptek. Padahal di pinggir jalan sudah ditulis Detour.  Akhirnya kita ngerti kalau di GPS harus dipencet detour agar mendapat arah jalan yang benar.
Kisah yang sama terjadi saat ingin mengikuti  misa peringatan 7 hari meninggalnya istri Pak Putut (pencipta lagu Bapa Kami). Lokasi rumahnya di Jalan Arimbi, Cijantung.  Karena percaya GPS maka sombong dikit sama istri kalau aku tahu jalan.  Apa yang terjadi dengan GPS?  Kami diantar ke jalan Arimbi Pondok Gede. Ya ampun.  Misa jam 7.30 malam.  Kita sudah terlambat.  Saya sama Ibu Lily Widjaja sudah putus asa.  Akhirnya putar kembali.  Dalam hati biarlah terlambat wong udah lapar nian, jadi ingin tiba terus makan. Tapi, apalah jadinya ternyata setelah kami sampai misa baru dimulai jam 9.00 karena romonya juga terlambat (saya tidak tahu apakah romonya diklecehin sama GPS juga kalee)
Misa selesai jam 10 malam lebih.  Lalu, kita pulang dan tidak mau pakai GPS lagi.  Mending tanya orang saja. Jaman modern, semua serba ketergantungan teknologi.  Coba saja BB hang atau handphone ketinggalan pasti gelisah.  Itu ada kisah Mgr. John Liku Ada (Uskup Agung Makasar).  Beliau tadinya sama sekali tidak mau pakai telepon genggam.  Suatu saat beliau menuju luar kota Makassar. Beliau nyetir sendiri malam-malam lalu mobil mogok. Ia  tidak mendapat pertolongan. Saat subuh baru ada orang melihat bapa uskup keleleran.   Nah,  sekarang bapa uskup pake BB udah canggih yaa.
Dalam kehidupan kita di zaman modern ini juga memang harus menyediakan GPS Rohani (istilah saya) karena yang manual sudah ketinggaalan jaman, Alkitab elektronik di HP, Puji Syukur di BB. Bisa ngajarin kita nyanyi lagi. Juga bisa detour dan membimbing kita ke jalan yang benar kaya Masmur 23 saja.
Pada tahun 2003 dalam rangka peringatan 40 tahun Sacrosanctum Consilliun (Konstitusi Liturgi),  Saya jadi ketua panitia.  Di acara penutupan saya sampaikan bahwa sudah saatnya sekarang seluruh imam, biarawan dan biarawati juga menggunakan fasilitas telepon genggam (aplikasi teknologi dalam Liturgi), tapi ada seorang suster angkat tangan.  Ia bertanya bagaimana dengan kita-kita yang sudah ada  kaul kemsikinan, sedangkan HP kan barang Mewah? Saya mengingat  ucapan Mgr. Julius Kardinal Darmoatmodjo,  bahwa semua peralatan yang dipakai untuk melayani orang miskin bisa dibebaskan dari kaul kemiskinan.  Apalagi alat-alat komunikasi untuk pengentasan kemiskinan seperti : Radio SSB, Radio FM dan sekarang dengan Handphone. Susternya gembira sekali kayaknya ngumpet-ngumpet susternya udah pakai HP untung belum ketahuan.
Penggunaan GPS memang menjadi andalan, karena dengan mudah kita dapat menemukan jalan yang dituju atau alamat di mana kita akan pergi.  Tentu saja GPS juga bukan barang mewah, khususnya untuk para pastor di pedalaman.  Sekarang GPS sudah ada di BB jadi ga perlu beli lagi.
Bagi kehidupan kita sehari hari, Lembaga Alkitab sudah menerbitkan Alkitab elektronik (versi benar) yang bisa di download bebas biaya (gratis) kecuali kalau dari tabloid market (bayar $2.00). Kata sahabat-sahabatku  bahwa Alkitab Electronic sama dengan GPS.  Tinggal pencet saja tahulah kemana kita tuju. Karena dilengkapi fitur-fitur canggih termasuk searching ayat, penjelasan, arti dan lain sebagainya.
Tuhan memberkati dan terima kasih sudah memberikan teknologi buat kami manusia sehingga lebih mudah mengenal-Mu Tuhan, bukan sebaliknya.

Salam dan Doa
Adharta

Kamis, 02 Agustus 2012

Sapu Tangan

Pegang lenso manise, salam buat Ale, beta tunggu khabar bae.

Selamat pagi sahabat semua,
Sambil menanti adzan magrib, saya mengerjakan beberapa tugas, diiringi lagu-lagu lama dari kampung kelahiran saya Alor, yang mana banyak lagu-lagu mirip lagu Ambon (mari kita berdoa buat korban banjir di Ambon!).  Saya mendengar sebuah lagu dengan judul Nona Kalabahi, kota kelahiran saya 54 tahun lalu,  Hal yang menarik adalah kata Lenso (sapu tangan), karena kata ini sudah hampir punah diganti kata tissue.
Dimasa lalu, sapu tangan pasti dilambaikan saat berpisah, sebagai cendera mata atau untuk menghapus air mata.  Kini, mungkin masih ada orang memakai sapu tangan tapi populasinya kecil sekali. Tissue lebih banyak mengisi tas ibu-ibu, nona-nona dan tante-tante.
Saat mendekati perkawinan seorang ibu pasti menyulam sebuah sapu tangan untuk anaknya sebagai tanda DOA bagi kebahagiaan anaknya.  Peristiwa ini sangat sacral. Sapu tangan tidak boleh beli di toko, tapi harus disulam sendiri berhari-hari. Saya selalu memperhatikan mama saya membuat sapu tangan buat kakak-kakak saya.  Sapu tangan akan menjadi kenangan manis. Seorang pria atau wanita selalu memberi kekasihnya sebuah sapu tangan sebagai tanda cinta dan kenangan.  Sapu tangan simbol kedekatan.  Di mana kita pergi selalu berada di kantong kita.  Walau dipakai berulang-ulang, apalagi yangg sedang pilek!! Tapi tetap dekat di hati. Apa lagi di ujung ada sulaman nama dilingkari hati dengan warna pink/merah muda.
Sapu tangan juga mendapat tempat istimewa dalam Kitab Injil.  Di mana Veronika menghapus wajah Yesus dengan sapu tangannya, yang konon mendapat lukisan wajah Yesus di sapu tangan yang menyapu keringat dan darah di wajah Yesus.
Sapu tangan memang sudah hampir punah, namun saya ingin menulis ini sebagai kenangan akan masa lalu, baik untuk diriku juga untuk sahabat.  Kita masih bisa jumpa sapu tangan mungkin di meja altar saat konsekrasi dalam misa kudus.
Dalam beberapa ensiklopedi, sapu tangan yang bisa menyapu tangan kita dari kotoran atau debu menjadi simbol membersihkan kita dari noda dosa yang kita lakukan dengan menggunakan kedua tangan kita.  Demikian tinggi makna sapu tangan sehingga dahulu sapu tangan menempati tempat khusus penyimpanan barang-barang berharga dan diberi wewangian di atasnya.
Beberapa daerah di Indonesia, sapu tangan juga bisa memiliki kekuatan magis (mungkin para sahabat ada yang punya cerita bisa sharing). Jadi seorang wanita harus berhati-hati menyentuh sapu tangan karena bisa dipelet.  Tetapi, sapu tangan juga bisa menjadi tanda setuju sebelum cincin kawin dipakai di jari kelingking.
Masih teringat aku pernah memiliki sebuah sapu tangan bertulisan "Tuhan Memberkatimu". Setiap kali memakainya seakan-akan Tuhan benar-benar menyapaku, memberkati dan melindungiku.  Sampai sekarang belum ada sarana pengganti sapu tangan yang begitu mendekatkan kita kepada Tuhan, kepada orang yang kita sayangi, suami, istri, anak, dan cucu.  Suatu sarana begitu indah, penuh kenangan dan sangat menggugah dan menyentuh hati.  Apalagi buat menghapus air mata.
Ada kisah tersendiri buat pasangan suami-istri jaman baheula tentang sapu tangan malam pengantin Ada banyak lagu-lagu lama berkisah tentang sapu tangan, misalnya  kipas lenso putih, ranah Ambon sudah jauh, ole sio sio  manise.
Kita bisa mengambil makna rohani yang sangat tinggi, tanpa mengurangi rasa hormat buat kertas tissue. Mari kita semua diingatkan bahwa setiap kali kita menghapus kotoran atau debu dari tangan dan wajah kita, kita diingatkan juga untuk menghapus segala kesalahan, dosa dan kekeliruan yang kita buat (makna wudhu)
Tuhan memberkati selalu, jangan lupa salam buat semua sahabat yang tidak membaca tulisan ini.  Kiranya Tuhan menjadi penghibur di saat sapu tangan (kertas tissue) mengusap wajah.

Damai dan Cinta
Adharta

Note : tulisan ini juga dikirim untuk menjadi renungan sapu tangan di beberapa tempat.

Rabu, 01 Agustus 2012

Senyuman


Ada ungkapan indah sekali"Senyuman adalah sebuah lekukan kecil yang dapat menyelesaikan masalah besar"

Salam bahagia buat semua sahabat,
Tulisan tentang senyum sudah beberapa kali saya buat namun karena teman-teman saya menanyakan beberapa hal penting dalam korelasinya dengan sebuah senyum biarlah hari ini senyuman akan menghiasi ikatan persahabatan kita.  Karena senyuman itu penuh arti dan  penuh rahasia. Bahkan tidak bisa dibayar sekalipun dipaksakan.
Sehabis acara pertemuan sebuah pelelangan di Christi Singapore, John Lang (seorang CEO cukup terkenal) berkata bahwa pelelangan lukisan yang belum terkalahkan di dunia karena mahalnya itu adalah lukisan  tentang  ekspresi "smile"  atau "senyuman".  Mana ada sebuah senyuman abadi yang kemana-mana dikawal dengan 7 pesawat tempur dan 2 kapal selam?  Dialah "Monalisa". Senyuman rahasia dalam karya Leonardo da Vinci memang luar biasa. Senyuman itu mahal sekali dan hampir tidak bisa terbeli.
Memang benar senyuman itu bisa mahal sekali contohnya untuk orang yang lagi ngambek jangan harap bisa senyum.  Dibayar berapapun sulit untuk senyum.  Tetapi senyuman bisa murah sekali buat orang yang menebar pesona, senang hati atau sedang bersuka cita.  Bagaimana dengan anda sekarang apakah bisa senyum?
Berbeda halnya dengan tertawa yang bisa ditebak maknanya.  Kalau senyum sangat sulit karena beribu makna di dalamnya.  Saya tidak berbicara dari sisi negatif misalnya :  senyum sinis, menghina atau mencibir. Saya hanya memandang dari segi positif saja.
Alan suatu hari ditanya Maria pacarnya, seorang gadis cantik dalam suatu santap malam di bilangan Grogol.
"Jawablah jujur, apakah ada wanita lain yang ada di hatimu selain aku?""Tidak ada", jawab Alan
"Kamu bohong", kata Maria sambil marah-marah.

Beberapa bulan kemudian Alan ditanya lagi dengan pertanyaan yang sama
"Adasih, tapi itu sudah berlalu”, Jawab Alan
"Kamu bohong”, jawab Maria sambil marah-marah.

Beberapa bulan kemudian Alan dan Maria makan malam di Grogol Foodcourt (yang belum pernah boleh coba yaaa di Jalan Susilo Raya).  Suasana cukup hiruk-pikuk karena ada live music dan di sana  pertanyaan yang sama diucapkan Maria dengan suara keras!!! Jantung Alan berdetak keras.  Jangan-jangan ketahuan lagi nee.  Karena bingung Alan hanya tersenyum.  Pertanyaan diulang lagi oleh Maria dengan cukup keras : "Apakah kamu punya wanita lain selain aku?"
Alan kebingungan dan tidak menjawab.  Ia menarik wajah Maria sedekat-sekatnya dan Alan hanya senyum saja karena dalam kebingungan dan serba salah mau jawab apa.
Anehnya suasana berbalik.  Maria menarik tangan Alan dan ikut tersenyum dan berkata dengan mesra "Aku percaya"!!
Alan pun tetap senyum tapi @q*#*@#??#*@
Apa bedanya antara Manusia dengan hewan.   Salah satunya adalah hewan tidak bisa senyum (kalo monyet meringis kalee). Memang benar senyuman adalah karunia yang diberikan Tuhan kepada kita Manusia.   Indah sekali  karena senyum memberikan nilai sangat positif buat jiwa raga kita.  Senyum  adalah olah raga kecil yang membuat simulasi besar sehingga jiwa dan raga kita tampil berbeda.  Rasakan sendiri setelah anda membaca tulisan ini.  Jangan kelewatan bisa dibawa ke samping Gereja Kristoforus, RSJ.
Semoga kerelaan kita memberi senyum kepada saudara-saudara kita,  suami, istri, anak, cucu dan orang tua, bisa memberikan makna suka cita yang berdampak kepada kesehatan dan kebahagiaan sampai kepada kesuksesan.

Damai sejahtera menyambut sang surya bersinar.
Tuhan memberkati
Adharta