Aku
terkejut bangun di malam hari
Sekitarku gelap dan sunyi
Aku menangis
Karena takut
Sekejap datanglah Ibu
Aku dipeluknya
Dibujuk rayu supaya aku diam
Mengganti popokku
Dan menidurkan aku
Sekitarku gelap dan sunyi
Aku menangis
Karena takut
Sekejap datanglah Ibu
Aku dipeluknya
Dibujuk rayu supaya aku diam
Mengganti popokku
Dan menidurkan aku
Saat
bermain
Aku lari dan lututku berdarah
Ibu marah karena aku nakal
Tapi dibalutnya lukaku
Aku sempat melihat
Ada
air mata dipipinya
Karena sangat khawatir
Aku lari dan lututku berdarah
Ibu marah karena aku nakal
Tapi dibalutnya lukaku
Aku sempat melihat
Karena sangat khawatir
Saat
aku pulang pacaran tengah malam buta
Ibu yang bukakan pintu
Dia belum tidur
Menungguku dengan khawatir
Tapi dia tidak berani telepon takut aku marah
Hanya menanti saja
Ibu yang bukakan pintu
Dia belum tidur
Menungguku dengan khawatir
Tapi dia tidak berani telepon takut aku marah
Hanya menanti saja
Saat
bayi pertamaku lahir
Ibu yang menunggu menemaniku di rumah sakit
Saat anak-anakku sakit panas
Ibu sangat panik
Dan berusaha membawanya ke dokter
Ibu yang menunggu menemaniku di rumah sakit
Saat anak-anakku sakit panas
Ibu sangat panik
Dan berusaha membawanya ke dokter
Saat
anak-anakku sekolah
Ibu
selalu memandikan mereka
Mengganti baju dan mengantar ke sekolah
Mengganti baju dan mengantar ke sekolah
Kini
Ibu sudah tiada
Sorga menyambutnya
Sisa kerinduan menanti
Aku juga selalu memimpikanmu
Segala hidupku berasal darimu
Walaupun kadang sakit saat aku dipukul pakai sapu lidi
Tapi aku sangat bahagia
Sorga menyambutnya
Sisa kerinduan menanti
Aku juga selalu memimpikanmu
Segala hidupku berasal darimu
Walaupun kadang sakit saat aku dipukul pakai sapu lidi
Tapi aku sangat bahagia
Ibu,
aku sayang padamu
Ibu aku mencintaimu
Segala nasehatmu
Adalah pelangi hidupku
Ibu, nantikanlah aku
Di kaki bukit di mana sangkakala kita nyanyikan bersama
Selamat Hari Ibu
Ibu aku mencintaimu
Segala nasehatmu
Adalah pelangi hidupku
Ibu, nantikanlah aku
Di kaki bukit di mana sangkakala kita nyanyikan bersama
Selamat Hari Ibu
Adharta
Terharu banget baca artikelnyaa...ibu memang segalanya bahkan ibu tahu apa yg kita rasakan tanpa harus kita bicara padanya..tanpa ibu siapa kita dan apa kita ?
BalasHapusibu, selalu khawatir akan anaknya. contohnya saja aku sendiri yang melanjutkan pendidikan di jakarta. saat ada waktu ibu selalu menelepon menanyakan bagaimana kuliahnya, apa udah makan atau belum dan sebagainya. ya meskipun kadang-kadang kesel akan pertanyaan yang selalu diulang, tetapi dia(ibu) itu khawatir akan anaknya yang berpisah jauh dengannya.
BalasHapusdan terima kasih atas artikelnya, dan semoga bermafaat juga bagi orang lain yang membacanya untuk tidak lupa akan apa yang telah ibu lakukan dari kita kecil hingga sekarang.
kasih sayang orang tua terhadap anaknya sungguh sangat besar. terutama ibu kita yang telah melahirkan kita dan membesarkan kita. waktu umur 5 tahun ibu saya sudah meninggal. walaupun saya tidak bisa mendapatkan kasih sayang nya lagi tetapi kasih sayang ibu yang telah membesarkan saya masih ada di hati saya. dan setiap hari ibu saya selalu mengucapkan selamat hari ibu kepada ibu saya lewat doa. karena saya bangga telah lahir di dunia ini dan dirawat oleh ibu dengan sepenuh dan setulus hatinya.
BalasHapustanpa adanya pelukan hangat dari seorang ibu, kita tidak akan menjadi seperti yang sekarang ini. ibu adalah manusia terkuat yang diciptakan oleh Allah di dunia ini. kita tidak akan bisa membayar setiap keringat yang jatuh saat ibu kita membesarkan kita. sebesar apapun rasa sayang kita terhadapnya, tidak akan bisa melebihi rasa sayang ibu terhadap kita. ya Allah, sampaikanlah rasa sayang kami kepada ibu kami disaat rasa sayang kami tidak sampai kepadanya... amin...
BalasHapusKasih sayang Ibu selalu abadi sepanjang masa..tak terganti :)
BalasHapus