Senin, 06 Agustus 2012

Fortune Teller

Semoga semua sahabat dalam keadaan sehat walafiat, selamat menikmati saur buat yang puasa.

Damai sertamu selalu,
Siang hari, saya dan istri mengunjungi Lions Salvation Shop (Salvos) di Roxy Square lantai UG Blok A5 No 19-20.  Suatu kegiatan sosial dengan menjual baju, pakaian, mainan anak-anak, alat-alat dapur, dan elektronik dengan program harga serba seribu rupiah selama 14 hari.  Di sana kita melihat wajah-wajah senang karena bawa uang 10.000 bisa belanja di mal.   Buat mereka yang kurang beruntung masih bisa menghadapi lebaran dengan pakaian yang lumayan bagus.
Salvos sudah berjalan dua tahun lebih dan sangat membutuhkan uluran tangan sahabat-sahabat buat menolong sesama.  Sebelum menuju ke Salvos, saya dan istri mampir di Superindo.  Istri saya belanja dan saya menghabiskan waktu dengan seorang tukang ramal (fortune teller) namanya Koh Irawan. Kami bercerita sambil melihat jari tangan, telapak sampai wajah.  30 menit berlalu, bayarnya 100.000 rupiah saja. Saya  Menghabiskan waktu, hilangkan ngantuk dan enjoy untuk hal-hal yang positif.
Sebenarnya saya jadi belajar banyak di mana saja setiap fortune teller atau tukang ramal.  Hampir semua mengenal Ilmu Manajemen yang baik sekali.  Selain manajer yang baik juga harus tampil personality yang baik,. Mereka tersenyun dan berwibawa.  Jiwa  sosialnya pun tinggi karena tidak pasang tarif dan rata-rata sukarela.
Saya senang sekali berdialog dengan Koh Irawan, karena semua cerita memang baik, seperti : pesan moral, nilai spiritual dan etika sangat baik. Ada beberapa catatan yang baik untuk kita sikapi sbb :

1.   Menjadi orang baik, itu baik sekali tapi kalau menjadi orang "terlalu baik" itu jadinya tidak baik, karena sebenarnya sifat ego akan berbicara.
2.     Ilmu memang baik untuk kita pelajari, terutama ilmu manajemen (belajar di IMPM), tapi akan hilang maknanya kalau ilmu itu tidak kita ajarkan kepada orang yang kita cintai atau sayangi.
3.   Bekerja sosial di ladang Tuhan itu baik, tetapi akan lebih baik kalau bisa menggerakkan orang berbuat sosial (sama dong sama misi Lions Club).

Kenangan saya melayang ke sahabat saya Dr. Sismadi Partodimulyo (alm).  Beliau mengatakan bahwa nama beliau diberikan 70 tahun lalu oleh orang tuanya.  Sudah diramalkan karena namanya adalah singkatan dari :
SIStim MAnajemen DInamis, PARTisipasi, Objektif dan DIdik di prasetya MULYA.  Yang kenal beliau tentu tahu karakter dan sikapnya yang sangat baik.
Fortune teller, hidup berdampingan dengan kita.  Mereka berusaha membaca, meramal dan menterjemahkan arti mimpi. Kata Mario Teguh bahwa mimpi itu bukan tidak bisa dijangkau, tapi usaha kita yang kurang untuk menjangkaunya.
Saya rasa ada sedikit persamaan antara ramalan, prediksi dan survey. Apa lagi dalam peletakan investasi.  Faktor luck masih sangat dominan.  Nah, kalau faktor X di luar Llmu Manajemen masih berpengaruh bagaimana dengan ramalan.
Kalau dari sisi keagamaan tentu berpendapat lain.  Ada yang bilang mistis.  Ada yang bilang tahyul dan macam-macam tapi pandangan Gereja atau beberapa tokoh agama lain. Mereka mengatakan secara tegas bahwa memang hal-hal tertentu bisa diramal, lihat Nabi Yusuf, Daniel dan Yesaya.  Bahkan kedatangan Kristus sudah diramalkan jauh sebelumnya.
Buat kita, tidaklah menjadi masalah bagaimana nasib bisa diramal atau tidak. Karena dengan berbuat baik, dengan rahmat Allah melalui pertolongan-Nya dan kasih karunia-Nya, kita sebenarnya bisa membaca nasib kita.

Tuhan memberkati.
Salam dan doa
Adharta

4 komentar:

  1. saya setuju sekali dengan pesan bapak di akhir sebaik apapun hasil dari ramalan kita apa bila kita tetap tidak berusaha dan tidak berdoa dengan baik, pada kenyataannya tidak akan seindah hasil ramalan baik tersebut

    BalasHapus
  2. Diramal atau tidak nya hidup kita sebenarnya sudah tertulis di dalam takdir,tp bagaimana kita menemukan takdir itu dengan bermimpi setinggi mungkin dengan penuh usaha dan harapan. Hidup positif itu bagaimana kita mengartikan arti sebuah kehidupan.

    BalasHapus
  3. sejujurnya saya tidak terlalu acuh pada yang namanya ramalan dan sebagainya, karena menurut saya takdir sudah ada yang mengatur.

    BalasHapus
  4. kita tidak tahu kedepannya seperti apa?, karena menurut pandangan saya, ramalan belum tentu tepat, kita hanya bisa mengandalkan dan berserah kepada Tuhan YME , karena dia yang menentukan seperti apa takdir hidup kita untuk kedepan nanti

    BalasHapus