Salam dan doa membuka pagi yang indah
Menyaksikan acara televisi Indonesian Lawyer Clubs, minggu
malam dalam siaran ulangan, yang dipandu oleh Bung Karny Illyas, saya terkesan
pada akhir acara saat pemandu acara mengutip ucapan Presiden Soekarno di tahun
1959, bahwa Negara Kita sedang berada dalam api pencucian, Purgatory to Paradise.
Saya sempat tertegun beberapa detik karena kata Purgatory (Api pencucian) hanya di kenal
oleh Dogma atau doktrin Katolik. Minggu
siang lalu sehabis menonton Film Mgr. Soegiyopranoto, teman saya di Amerika
kirim BBM, menanyakan apakah bisa dikirimin DVD Film Soegija. Alasannya bahwa
di US
belum bisa beli VCD, hanya bisa dapat cuplikannya lewat Youtube. Kalau bisa beli di Glodok yang murah meriah.
Saya bilang kalau beli di Glodok kan
bajakan. Film lain boleh beli di Glodok, kecuali Film Soegija karena untuk
gereja harus original supaya tidak dosa. Lalu, teman saya jawab bahwa itu
gampang karena ntar ngaku dosa ajah, terus kan kelak ada api pencucian jadi bisa diampuni
(wah gawat neh)
Akhir Maret lalu, kami membuat misa peringatan arwah ayahanda
saya yang meninggal di usia 94 tahun lalu.
Misa dipimpin oleh Romo Tondo dan Romo Pikor. Dalam khotbahnya Romo
Tondo mengatakan sebagai berikut : "Kalau orang sudah meninggal. kalau
masuk surga maka tidak perlu didoakan lagi.
Kalau masuk neraka apa lagi, didoakan bagaimana pun juga tetap di neraka,
mustahil pindah ke surga. Lalu untuk apa kita berdoa untuk orang meninggal?” tantangnya.
Dan masih panjang khotbahnya tentang purgatory
atau api pencucian.
Menarik sekali
hari ini yang cerah kita berbincang tentang api pencucian. Walaupun menurut
beberapa orang masih jauh dari kematian, tetapi Yesus mengingatkan kita agar
terus berjaga-jaga, oleh karena itu tidak ada salahnya kita berbicara tentang
api pencucian. Apalagi kalau para romo
bisa atau mau juga memberikan pencerahan karena literatur tentangnya sangat
minim sekali kita peroleh. Mari kita lihat sebentar encyclopedia.
Kata "api
pencucian atau Purgatory", berasal melalui Anglo-Norman dan Old Prancis
dari purgatorium pada kata Latin, merujuk juga untuk berbagai konsep historis
dan modern postmortem berarti menderita
singkat atau kutukan yang tidak kekal,
dalam arti tidak spesifik, berarti tempat atau kondisi penderitaan atau
siksaan, terutama yang bersifat sementara pada saat kematian .
Dalam doktrin Katolik
kita melihat jelas hubungan antara orang meninggal, dan rohnya akan melalui api
pencucian, sebelum sampai ke surga, kepercayaan ini tentu saja sangat
menguatkan kita bahwa kita memiliki 3 kesempatan masuk surga. Pertama, kita mati langsung masuk surga karena perbuatan baik kita. Kedua, kita mati masuk api pencucian (pasti)
masuk surga. Ketiga, kita mati membela
kebenaran (jaminan untuk para martir ).
Atau pilihan lain masuk neraka ?
Melihat tulisan
awal, saya sangat tertarik sekali untuk menulis, menurut saya api pencucian
juga berada di dunia orang hidup, di mana kita bisa mencuci dosa-dosa
kita. Bukan saja melalui ruang pengakuan,
tetapi juga merobah semua sikap kehidupan kita, pada awalnya kita akan
menderita saat kita meninggalkan hal-hal
duniawi atau dosa-dosa manusia -- ingat 7 dosa mematikan manusia (siksaan api),
tetapi jika kita bisa melaluinya maka suka cita besar akan menanti.
Untuk menjadi
orang baik dan orang suci tidak harus menjadi pastor atau suster, tetapi cukup
melalui api pencucian dulu, tinggal kita sanggup atau tidak melewati kawah candradimuka
itu. Hal yang sangat sulit buat kita
manusia, dengan kelemahan daging yang kita miliki, tetapi paling tidak ini
menjadi signal atau rambu-rambu buat kehidupan kita.
Akan menjadi
sungguh indah kalau tulisan ini bisa dilengkapi romo, suster, frater karena
buat umat awam seperti saya ini sungguh menginginkan, rindu akan pencerahan
dari para romo karena kita cuma bisa baca saja.
Alkitab pun kita jarang buka, kiranya ini jadi awal kita mengenal Api
Pencucian atau PURGATORY.
Salam damai
sejahtera, cinta kasih Tuhan dan Roh Kudus mendampingi istirahat malam kita,
sampai besok fajar pagi membuka tirai kegelapan malam.
Doaku mengiringi
Adharta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar