Minggu, 03 Juni 2012

Tanggal Muda


Sahabat Kristo!
Selamat merayakan Hari Raya Tritunggal Maha Kudus

Keponakanku Adam, datang dari Toronto minggu lalu.   Sore ini mampir di rumah bersama pacarnya Melisa. Mereka  akan melangsungkan pernikahan beberapa pekan lagi. Malam ini aku mau traktir makan bersama anak, mantu dan cucu.  Kebetulan sore ini istri ada acara jadi tidak ikut ke Central Park. Jalan raya malam ini padat merayap, bahkan ketika sampai di Central Park suasana hiruk-pikuk dan ramai sekali. Akhirnya melalui perjuangan dapat juga posisi Valey Parking. Di restoran kami harus menunggu antri hampir 45 menit baru dapat tempat duduk, lalu makan buru-buru karena last order tinggal 30 menit lagi, Sungguh ramai malam minggu ini dan sangat krodit, anakku bilang maklumlah Tanggal Muda.
Mengapa harus tanggal muda? Ketika menatap sesuatu karakter manusia inilah bedanya kita di Indonesia dengan di luar negeri.  Kalau kita selalu menghabiskan apa yang kita terima di awal, di saat semuanya baru terima, seperti gaji, bonus, dll. Sehingga pada tanggal tua, semua tempat sepi bahkan restoran sepi, toko sepi jadi harus promosi weekend sale dan midnight sale.  
Lain dengan di Eropa di sana  ada suatu tradisi yakni  kalau terima gaji itu diambil 10 persen untuk cadangan, baik untuk sosial dll (perpuluhan kali yaaa) lalu 60 persen buat kehidupan sebulan (tidak boleh diganggu) dan 20 persen buat tabungan hari tua (walau sudah punya CPF- Karena anak-anak di Eropa jarang urus orang tuanya, jadi orang tua tidak manja dan harus hidup sendiri dan Mandiri.  Kasihan juga ya dan banyak rumah Jompo kali ya) sisa yang bisa dibuat belanja, entertain hanyalah 10 persen. Tradisi ini baik karena mengikuti aturan dan di manage dengan baik.
Berbeda dengan di Cina, kata kakek saya " Kamu hanya boleh belanja 10 persen kalau kamu sudah bisa menabung 10x lipat "wahhhh artinya kalau saya punya deposito 10 juta baru boleh belanja 1 juta. Selama belum punya tabungan dilarang keras berbelanja atau untuk foya-foya, pesta pora dan main (main judi tradisi khas).
Kalau kita lain lagi, habisin semua pendapatan wong ada cadangan hutang !!! Sungguh ironis sekali di saat semua membutuhkan tradisi membangun, kita kurang memiliki sense ini.
Hari ini Tradisi Katolik merayakan Hari Raya Tritunggal Maha Kudus, suatu tradisi indah sekali untuk membangun iman (terima kasih buat Romo Vikjen Yohanes Soebagyo Pr karena pagi-pagi ikut sharing Sarapan Rohani,..... lekas sembuh dari Flu yaaa).
Bagaimana kalau kita sekarang membagun Tradisi Tanggal Muda dengan bermurah hati, mendahulukan kepentingan untuk Tuhan, bermurah hati untuk mencintai keluarga, berfoya-foya dengan makanan Rohani, memborong benda-benda Rohani, dan akhirnya demi Nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus kita bangkit dalam Kasih-Nya

Tuhan memberkati

Salam dan Doa
Adharta

1 komentar:

  1. Sebelum ini saya tidak pernah menyadari kebiasaan orang Indonesia yang satu ini. Kalau dipikir ada benarnya, setiap tanggal muda ini tempat-tempat seperti mall, cafe dan restaurant selalu ramai oleh pengunjung. Padahal uang yang didapat itu dibutuhkan untuk hidup sebulan, bukan semalam. Dan seharusnya juga kita mencontoh kebiasaan orang Eropa dan China yang me-manage dengan baik penghasilan mereka dengan memikirkan hari depan.
    Saya sendiri jarang sekali menghabiskan uang untuk 'hiburan tanggal muda' itu. Selain masih banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, menurut saya bila seandainya kita ingin menghabiskan uang lebih untuk hiburan sekalipun, ada baiknya dilakukan justru pada akhir bulan, supaya sebelum mati kelaparan sudah dekat tanggal muda lagi, hehe :)
    Salam sejahtera.

    BalasHapus