Jumat, 06 Juli 2012

Mengambil Risiko


Andi dan Lily mengambil keputusan untuk menikah.  Pada saat di penghulu, waktu mengucapkan Ijab, Lily mengatakan:  "Saya menerima Andi menjadi suami saya, sebenarnya saya mengambil risiko dalam perkawinan ini". Saat itu juga Imam pencatat menghentikan upacara ini dan menunda Ijab karena pengantin wanita berada dalam tekanan.  Akhirnya upacara ditunda 1 jam lebih setelah kedua keluarga berunding. Akhirnya sang pencatat minta maaf karena kata mengambil resiko bukan karena tekanan tapi justru kepasrahan.
Risiko, secara ilmiah memang dipelajari dengan Risk Management.  Kalau kita berjudi di roullette pasang atau taruh hitam merah atau besar kecil maka resiko kita 50 : 50 persen. Di sana risiko bisa diidigitalisasi. Nah, kalau perkawinan bisa didigitalisasi maka resiko paling kecil adalah 50 : 50.   Tentu saja risiko kegagalan 50 persen harus ditutupi dengan usaha kedua belah pihak.  Salah satu cara menghapus risiko kegagalan adalah saling memaafkan. Jadi, risiko 50 persen kegagalan bisa diantisipasi oleh pengampunan!
Dalam usaha, kehidupan kita juga selalu menghadapi resiko. Risiko, selain bisa dihitung juga bisa dibayar. Misalnya, melalui asuransi, apakah asuransi kerugian, kecelakaan sampai asuransi jiwa kita bisa membayarnya. Risiko itu bisa kita bayar melalui pengorbanan, terutama dalam iman, pengharapan dan kasih. Tiga nilai itu kerap menjadi menjadi asuransi terbesar dalam kehidupan kita, khususnya untuk hal-hal yang tidak bisa dikalkulasi dengan angka dan perhitungan matematis.
Risiko pun bisa dialihkan.  Dalam tradisi Cina, seorang anak yang sakit-sakitan maka bisa di kwepang, atau dicarikan orang tua lain (saya juga sakit-sakitan dan diangkat anak oleh tante saya), atau dibuatkan ritual cisuak, melepas merpati.   Dulu kala di pegunungan Tengger ada upacara di mana seorang gadis masih perawan di ceburkan ke dalam kawah berapi dan lahar panas agar para rakyat terhindar dari mara bahaya.   Kalau di Cina supaya panen berhasil maka ada ritual pengorbanan.  Kisah persembahan korban juga dialami oleh Abraham yang harus mengorbankan Ishaak agar memiliki keturunan sebanyak bintang di langit  dan sebanyak pasir di laut.  Dalam kehidupan harian, risiko pun bisa dialihkan dengan suara hati.  Nurani kita seperti radar.  Kalau kita tahu jalan itu sempit dan jiwaku akan mati, kenapa kita tidak pilih jalan yang besar dan hidupku Glory?   Itu syair lagu.  Di dalam dunia ada dua (2) jalan.  Hati kecil kita bisa membedakan baik dan buruk.  Kebanyakan kita lebih senang memilih buruknya daripada baiknya.  Kata teman akrabku soalnya yang buruk itu enak-enak sih!
Risiko bisa juga ditebus.  Dalam kehidupan, kita banyak sekali risiko yang ditebus.  Pernah temanku tanya aku. Apakah aku harus bayar denda atau nyogok saat ditangkap polisi karena masuk Bus Way? Aku bilang kalau nyogok itu risikonya gak hilang tapi bayar denda di BRI artinya sudah menebus kesalahan. Yesus menebus segala DOSA yang mendatangkan risiko kematian jiwa, roh, dan raga dengan nyawa-Nya sendiri.   Penebusan ini ditulis dan bisa dirasakan lebih dari separuh penduduk bumi.  Tiada seorang pun yang menyangkal peristiwa penebusan Resiko kita itu.

Damai dan Cintaku bersamamu
Adharta

Kutulis di Jalan Tol untuk Anda semua

22 komentar:

  1. Dalam menjalani kehidupan, kita tidak akan terlepas dari apa yg nama nya resiko, oleh karena itu, kita harus memikirkan resiko yang akan timbul apabila melakukan sesuatu, sehingga kita bisa terhindar dari resiko. dalam menjalankan usaha, resiko merupakan musuh yang paling di takutin, karena ada nya resiko maka akan muncul kegagalan. oleh karena itu, kita harus bisa mencegah dan coba lah untuk menembus resiko sehingga kita terlepas dari suatu beban.

    BalasHapus
  2. hidup punya segala risiko, semua tergantung kepada individu yang menghadapinya, klu menurut saya resiko itu lebih kepada akibat yang timbul dari yang kita perbuat. dan seharusnya kita telah menyadarinya itu sebelum melakukan.

    BalasHapus
  3. jika bicara mengenai risiko, menurut saya sebenarnya kita sudah menghadapinya setiap saat bahkan setiap detik mulai dari risiko yang besar sampai yang sepele yang bahkan mungkin tidak pernah kita pikirkan, seperti misalnya saat kita ingin menonton tv akan tetapi remotenya tidak berada didekat kita dan kitapun ingin mengambilnya, resiko yang muncul adalah kita harus meninggalkan zona nyaman dari sofa untuk mengambil remote tersebut. sepele memang tapi maksud saya adalah biarpun sepele akan tetapi harus kita hadapi dan tidak perlu kita hindari, karena resiko jugalah yang akan membuat kita semakin kuat. "manusia itu seperti pedang, semakin ditempa maka akan semakin tajam".

    BalasHapus
  4. hampir semua yang kita lakukan ada resiko nya ,itulah dinamika kehidupan.kalau semua berjalan selalu lancar sesuai pikiran kita ,kalau semua yang kita lakukan tidak ada resikonya ,bagaimankah kita bisa bersyukur? bagaimankah kita dapat belajar?

    BalasHapus
  5. Tidak ada tindakan yang tidak ada resiko, segala tindakan yang kita sudah lakukan berarti kita sudah menerima resiko yang akan dihadapi. Bila ingin berbuat sesuatu, maka kita harus memikirkan dulu resiko dan akibatnya.
    Berani berbuat, berarti berani bertanggung jawab.

    BalasHapus
  6. Berdasarkan kasus diatas, dapat disimpulkan semua hal yang kita lakukan atau dihadapi mempunyai tingkat resiko yang sama. untuk meminimalisasi resiko tersebut salah satu cara adalah dengan mendekatkan diri dengan Tuhan Yesus.
    dan mengenai kasus penilangan ini susah untuk mencapai titik terang karena penyonggokan dapat terjadi jika 2 belah pihak setuju. sedangkan di Negara kita ini kebanyakan orang lebih memilih menyonggok sehingga polisi juga tergiur atas tawaran itu. oleh karena itu dibutuhkan kesadaran dari kita semua untuk tidak melakukan hal tersebut.

    BalasHapus
  7. tindakan, ucapan dan pilihan hidup pasti ada resiko nya. semua yang kita lakukan didunia pasti ada resikonya. kadang kita tidak menyangka dengan resiko yg kita dapat. resiko apapun yang kita dapat, kita harus menerimanya. karna itu adalah hasil dari apa yang kita lakukan.

    BalasHapus
  8. semua yang kita lakukan pasti memiliki resiko. baik itu kita sadari maupun tidak. akantetapi, terkadang sudah diketahui bahwa resiko tersebut sudah terlihat jelas tetap saja kita melakukannyanya. jadi, hidup pasti ada resikonya. ada yang bisa kita tangani ada yang tidak bisa kita tanyani dan perlu bantuan dari orang lain.

    artikel yang menginspirasi

    BalasHapus
  9. Setiap kehidupan yang kita jalani,pasti memiliki resiko,karena resikolah yang membuktikan kita hidup,jika kita mati maka resiko duniawipun akan hilang,maka berhati-hatilah menjalani kehidupan,jangan sampai kita terkena resiko yang negatif,pintar-pintarlah menjalani kehidupan dan harus memiliki tujuan hidup

    BalasHapus
  10. resiko sebaik nya dihindari, untuk hidup yang lebih tenang dan damai. tapi jika memang kita harus mengambil resiko. sebaik nya itu untuk hal yang kedepan nya dapat memberikan kedamaian jiwa. krn itu tujuan hidup saya. resiko boleh diambil jika hasil nya nanti memang merupakan hal yang berharga buat kita. selain dari itu, resiko patut dihindari.

    BalasHapus
  11. Setiap perbuatan memang memiliki risiko, tergantung bagaimana kita meminimalisir dan menghadapi risiko tersebut. Dengan risiko bisa saja menjadikan seseorang putus asa, atau justru tertantang.

    BalasHapus
  12. Hidup selalu penuh dengan resiko dan kita tidak dapat menghindarinya tetapi hanya dapat memperkecilnya. Menurut saya apabila hidup itu tidak dengan resiko maka kita tidak tertantang dan kurang menghargai hidup.
    Contohnya : Orang balapan motor seperti motoGp. Resiko dari balapan tersebut adalah kecelakaan, patah tulang sampai kematian. Orang tersebut tidak dapat menghindari resiko tersebut tetapi memperkecil resiko tersebut dengan memakai helm dan pengaman lainnya. Dengan resiko tersebut itulah orang akan merasa tertantang dan dengan memakai alat pengaman itulah dia dapat menghargai tersebut.

    BalasHapus
  13. Dalam hal ini memang pengambilan keputusan dapat menyebabkan resiko. Tapi jika kita tidak berani dengan resiko tersebut maka kita tidak akan bisa berkembang. Resiko itu harus kita cari cara solusinya untuk memecahkan masalah yang ada sehingga bisa di proses kembali apa yang sudah di ambil dalam sebuah kuputusan.

    BalasHapus
  14. Semakin besar keputusan yang kita ambil, maka semakin besar pula resikonya. Untuk memjadi seseorang yang berhasil, kita harus berani untuk mengambil resiko yang besar pula. Seperti ilmuan-ilmuan dan penemu-penemu di dunia, mereka berani mengambil resiko untuk menghabiskan hidup dan waktu mereka bertahun-tahun, untuk suatu penemuan yang luar biasa hebat.

    BalasHapus
  15. Ketika kita dituntut untuk bertindak cepat pasti ada resikonya. Namun tidak semua orang berani mengambil resiko karena ada dampak negatifnya juga. Dengan dihadapkan dengan berbagai kondisi & resiko sebenarnya akan membuat kita semakin cerdas dan cermat dalam memilih dan bertindak.

    BalasHapus
  16. hidup memang penuh dengan resiko, dan sebagai orang yg berani dan memandang ke depan, kita harus bisa menerima segala resiko yg ada saat kita mengambil sebuah keputusan atau melakukan sesuatu. jika ingin melakukan sesuatu sebelumnya kita harus memikirkan apa konsekuensi yg akan di terima, dengan itu kita bisa memikirkan langkah ke depan untuk menyelesaikan resiko yg terjadi. segala dampak yg di sebabkan oleh diri kita sendiri harus di selesaikan secepatnya agar hidup kita tenang tanpa beban pikiran :)

    BalasHapus
  17. Resiko merupakan hal yang tidak terelakan dari apapun yang kita pilih dalam hidup kita, karena hidup merupakan pilihan. dari bangun pagi sampai kita tidur dalam 1 hari kita dihadapkan dengan begitu banyak pilihan
    saya sangat setuju dengan artikel ini, dengan doa dan menyerahkan segalanya pada Tuhan niscaya hal tersebut adalah pilihan terbaik bagi kita

    BalasHapus
  18. Dalam segala sesuatu yang akan dilakukan pastilah akan ada sebuah resiko. terkadang orang tidak jadi mengambil keputusan karena terlalu memikirkan sebuah resiko yang akan dihadapi. memang benar orang juga harus memikirkan seberapa besar resiko yang akan dialami namun jika terlalu lama berpikir terkadang orang malah tidak jadi mengambil sebuah tindakan. karena mau tidak mau resiko akan selalu tetap ada.

    BalasHapus
  19. dalam kehidupan pasti akan sering bertemu keadaan saat kita harus mengambil resiko. Pengambilan resiko adalah perasaan yang paling sangat tidak mengenakan ketimbang menjalani resikonya.
    Awal penyesalan adalah dimana kita sudah berada di antara dua pilihan dan harus berani memilih salah satu dan bertemu dengan pengambilan resiko tersebut.

    BalasHapus
  20. menurut saya apapun yang akan kita ambil/putuskan pasti ada resikonya, dan menurut saya resiko itu adalah tanggung jawab masing2 individu yang bersangkutan.

    BalasHapus
  21. Semua keputusan yang kita ambil pasti ada risikonya, baik risiko buruk atau risiko baik, bagaimana kita bisa tetap survive dengan apapun kemungkinan risiko yang ada setelah kita mengambil keputusan.

    BalasHapus
  22. berani mengambil resiko sudah tentu juga menjadi tanggung jawab kita juga. Resiko merupakan hal yang tidak terelakan dari apapun yang kita pilih dalam hidup kita, karena hidup merupakan pilihan.

    BalasHapus