Sabtu, 14 Juli 2012

Malam Midodareni


Selamat pagi indah,
Kemarin sore, jam menunjukkan 19.30 sehabis pesta perkawinan di Hotel Mulia Senayan.  Saya dan istri buru-buru menuju Hotel Haris, Mal Kelapa Gading. Kami menginap di sana karena tadi malam anak perempuan kakak saya tertua akan menikah hari ini.   Jadi,  tadi malam kami sekeluarga bersama keluarga besar lainnya berkumpul merayakan malam wididaren atau midodareni atau malam bidadari.
Saya mencoba searching tradisi ini tapi tidak dapat yang tepat.  Ada tradisi Jawa yang muncul pada abad ke-11 pada masa masuknya agama Islam. Ada juga tradisi Cina. Kebiasaan membuat upacara Midodareni dilakukan di sejumlah tempat. Ritual utama adalah memberkati pengantin wanita.  Keluarga mendandaninya sedemikian rupa sehingga cantik seperti bidadari sehingga malam ini disebut Midodareni.
Dalam Tradisi Cina biasanya ada upacara khusus bagi kemanten Pria.  Sedangkan pengantin wanitanya dipingit dan tidak boleh jumpa orang.  Untuk orang yang kaya atau bangsawan, penganten wanita hanya dilayani oleh dayang-dayang.  Mereka merawat badan, lulur dan spa.  Pokoknya dilayani seperti bidadari sampai hari di mana dia dijemput.  Beberapa negara hanya melakukan pesta kawin saja.  Ada juga istilah anak muda bachelor farewell atau istilah melepas bujang.
Pada intinya malam bidadari adalah penuh dengan DOA dan penghiburan. Sebab keesokan harinya pengantin wanita akan memasuki kehidupan baru, dunia baru, keluarga baru dan semua serba baru.  Ia tentu perlu adaptasi. Doa juga untuk menghantar agar keluarga baru memiliki keturunan yang baik, sehat dan penuh suka cita.
Saya menikmati beberapa makanan kecil, karena semua keluarga bersuka cita, menyanyi dan menari.  Kasihan juga karena pengantin harus bangun subuh untuk dandan.  Apa boleh buat harus menahan kantuk sampai acara selesai.  Aku memeluk keponakanku yang cantik pada malam ini mengiringi dengan DOA dan mengharap agar Tuhan memberkati mereka dalam memasuki bahtera rumah tangga.
Semoga malam Midodareni juga mengingatkan kita selalu dalam kehidupan berumah tangga. Kita mengembangkan cinta yang kita peroleh dari Tuhan. Kita  mengajak anak cucu juga agar penuh suka cita dan damai sejahtera.

Salam bidadari
Adharta

4 komentar:

  1. Berdasarkan cerita dia atas saya simpulkan dalam menjalani suatu proses penikahan setiap suku mempunyai adat cara melakukan suatu pernikahan.Dalam adat tiap pernikahan mempunyai sebuah arti dan juga mengingatkan kita selalu dalam kehidupan berumah tangga kita mengembangkan cinta yang kita peroleh dari Tuhan. Kita mengajak anak cucu juga agar penuh suka cita dan damai sejahtera.

    BalasHapus
  2. Dalam hal ini saya berkesimpulan bahwa tradisi itu tidak boleh di ditinggalkan begitu saja. Baik dalam keluarga, lingkungan, dll. Adat istiadat memang mempunyai beberapa tradisi sejak dahulu. Oleh sebab itu kita harus selalu hidup berdampingan dalam suka dan cita.

    BalasHapus
  3. Saya suka indonesia, karena memiliki bermacam-macam budaya, seperti malam midodaremi ini. Dan itulah yang menjadi keunikan Indonesia karena banyak adat istiadat yang harus digunakan untuk sebuah acara perkawinan yang tidak dimiliki bangsa lain.

    BalasHapus
  4. ksimpulan, tradisi peninggalan nenek moyang tidak boleh kita lupakan begitu saja, karena sudah menjadi bagian adat istiadat sejak dolo
    Oleh sebab itu kita harus selalu hidup berdampingan dan selalu menghargai perbedaan

    BalasHapus